WELCOME TO MY BLOG
WISH YOU ENJOYING WITH THIS BLOG !!
GOOD USEFUL !!!

Selasa, 22 Mei 2018

TUGAS 6 B. INGGRIS BISNIS 2


Subject, Verb, Complement & Modifier

1.     Subject
Subjek adalah kata atau frasa yang berfungsi sebagai pelaku, pokok bahasan, atau penyebab perbuatan. Posisi subjek umumnya di awal kalimat, tapi ada juga subjek yang terletak bukan di awal kalimat. Salah satu problem yang dihadapi oleh mereka yang belajar bahasa Inggris adalah tidak bisa membedakan subjek sehingga bingung memahami maksud kalimat.

Macam-Macam Subject Dalam Kalimat
Berikut 2 macam subject dalam bahasa inggris beserta dengan penjelasan lengkapnya:

1.      SIMPLE SUBJECT
Simple subject atau yang biasa disebut dengan subject sederhana, merupakan jenis subject atau pelaku dalam sebuah kalimat yang hanya terdiri dari satu pelaku saja. Simple subject bisa berupa noun, infinitive, pronoun dan juga gerund.

1.   Noun
Apapun jenisnya, noun semuanya bisa menjadi subject. Dari proper noun hingga collective noun semuanya bisa diterapkan sebagai subject kalimat. Jangan ragu-ragu, karena memang salah satu fungsi noun memang sebagai subject.

           I send a message for him (aku mengirim sebuah pesan untuk nya)
           my mom cooks a deliciuos food (ibuku memasak sebuah makanan yang lezat)
           Bandar Lampung is the city full with the memory (Bandar Lampung adalah kota yang penuh dengan kenangan)

2.  Pronoun
Tidak jauh beda dengan noun, karena memang pronoun lebih dikenal sebagai pengganti noun, maka sudah tidak asing lagi jika pronoun menjadi subject sebuah kalimat. Namun ada beberapa jenis pronoun yang kurang wajar dijadikan subject, seperti reflexive pronoun dan reciprocal pronoun.
           she comes to my house this day (dia datang ke rumahku hari ini)
           we always call him everyday (kami selalu menelepon nya setiap hari
           she wears a beautiful dress (dia memakai gaun yang indah)

3.  Gerund
Gerund (kata kerja yang dibendakan, katanya) sangat jelas mengandung makna noun sehingga wajar jika gerund mampu dijadikan sebagai subject.
           Reading a novel is one of my hobby (membaca adalah salah satu dari hobiku)
           Listening music is my daily activity (mendengarkan musik adalah aktivitas ku sehari-hari)
           Playing game is his hobby (bermain game adalah hobinya)


4.  To Infinitive
Apa tuh to infinitive, pokoknya kalau ada to terus diikuti kata kerja murni (bare infinitive) maka itu yang dinamakan to infinitive. Meskipun umumnya to infinitive difungsikan sebagai object atau complement, namun tidak salah jika to infinitive dijadikan sebagai subject.
             To build a house, we should have much money (untuk membangun sebuah gedung kita harus memiliki bayak uang)
             To make beautiful wedding is interesting thing to do (membuat pernikahan yag indah adalah hal menarik untuk dilakukan)
             To cook needs skill (memasak membutuhkan ketrampilan)

2.       Verb
Verb (kata kerja) adalah suatu kata yang berfungsi untuk mendefinisikan suatu tindakan, pekerjaan, atau aktivitas yang dilakukan oleh subjek atau noun.

Macam-macam Verb :

1.      Finitive Verb
Jenis verb ini mempunyai subjek dan juga dapat berdiri sendiri sebagai pokok dari independen clause dan juga sebagai kata kerja utama di dalam sebuah kalimat yang dapat menjelaskan bentuk dari kalimat itu. Bisa berbentuk masa lalu (past), sekarang (present) atau masa depan (future/progressive). Finitive verb juga dapat menerangkan jumlah dari subjek.
Contoh: I do my homework. (Saya mengerjakan PR saya)
 She does her homework. (Dia mengerjakan PR nya)

Based On Tenses
Based On Person
Based On Total Number
Present
Past
First
Second
Third
Singular
Plural
See
Saw
See
See
Sees
Sees
See
Do
Did
Do
Do
Does
Does
Do
Buy
Bought
Buy
Buy
Buys
Buys
Buy

2.      Auxiliary Verb
Verb ini berfungsi untuk memodifikasi makna dari sebuah kata kerja dan terletak sebelum kata kerja utama. Perbedaan auxiliary verb dan helping verb adalah jenis verb ini tidak mempunyai makna leksikal. Auxiliary verb dibagi menjadi dua, yaitu primary auxiliary dan modal auxiliary verb.
Contoh: They are students.
  His sister does not drink a coffee.
  I have an apple.

Do
Be
Have
Do
Is
Has
Does
Are
Have
Did
Am
Had

Was


Were


Be


Being


Been


3.      Linking Verb
Kata kerja yang digunakan untuk menghubungkan subjek dengan informasi tentang subjek tersebut karena kata ini tidak memberikan aksi terhadap objeknya,maka digolongkan kepada jenis intransitive verb. Ada dua jenis linking verb, verb of sensation dan verb of being. Jenis-jenisnya adalah is, am, are, was, were, dan be. Pada penggunaannya, is, am, dan are (present tense), was dan were (past tense), be (present subjunctive dan imperative), dan were (past subjunctive).
Example: We are Indonesian people.
    She is young and beautiful.
    I was go shopping yesterday.

4.      Transitive and Intransitive Verb
Jenis verb ini selalu diikuti oleh objek langsung dari subjeknya. Transitive diikuti direct object (ask, bring, buy, etc) sedangkan intransitive (come, arrive, go,etc) tidak. Intransitive verb dapat berupa adjective, adverb, dan prepotional phrase. Intransitive verb tidak mempunyai bentuk passive.
Example: He sent me a postcard. (Transitive)
    Yahya often sneezes while cleaning house. (Intransitive)

5.      Regular and Irregular Verb
Pada bentuk regular (arrive, play, study, etc), past tense dan participle didapat dengan menambahkan suffix–ed pada base form sedangkan pada irregular (come, cut, swim, etc), caranya lebih bervariasi.

Regular Verbs
Irregular Verbs
Present Tense
Past Tense
Past Participle
Present Tense
Past Tense
Past Participle
Add
Added
Added
Buy
Bought
Bought
Study
Studied
Studied
Break
Broke
broken
Love
loved
loved
cut
Cut
cut

6.      Action vs Stative Verb
Action verb berupa kegiatan atau sesuatu yang terjadi, misalnya: play = bermain, eat = makan, drink = minum, dan lain sebagainya. Sementara itu, stative verb berupa kondisi yang cenderung tetap, misalnya: live = hidup / tinggal, need = membutuhkan, love = menyayangi / mencintai, dan lain sebagainya.
Example: You play football very well.
    They eat the meat very fast.
    I need your attention, Nad.
    I want to get out of here.

7.      Causative
Causative verb untuk menunjukkan bahwa subjek tidak bertanggung jawab langsung terhadap aksi yang terjadi.
Example: I had my house renovated last month.
    I had my dress made at the tailor’s.
    I had my haircut yesterday.

3.        Complement
Complement adalah unsur kalimat, yang berfungsi untuk melengkapi bagian atau unsur kalimat yang lainnya, seperti subjek, predikat, dan objek. Complement bisa berupa nomina, frasa, maupun klausa. Sebuah complement, tidak bisa dijadikan subjek kalimat jika diubah ke dalam kalimat pasif. Hal ini berbeda dengan objek yang pada umumnya bisa menjadi subjek ketika diubah menjadi kalimat pasif. Komplemen dapat mengikuti verba be, atau linking verb lain seperti seem atau become. Komplemen dapat pula mengikuti object klausa
Contoh :
a. My wife is a doctor
b. The John smells awful
c. A yellow car was what my husband wanted for his birthday

Pada kalimat ini, a doctor, awful, dan what my husband wanted for his birthday adalah complement yang menjelaskan subjek kalimat. Pada kalimat pertama, my wife is a doctor, (istri saya seorang dokter) a doctor adalah sebuah complement yang menjelaskan subjek my wife. Siapakah istri saya? Istri saya adalah dokter.

Pada kalimat kedua, The John smells awful (toilet bau busuk) complement pada kalimat tersebut adalah awful yang menjelaskan subjek The John. Begitu pula pada kalimat ketiga yaitu A yellow car was what my husband wanted for his birthday (sebuah mobil kuning adalah apa yang diinginkan suami saya untuk ulang tahunnya). Complement pada kalimat tersebut adalah sebuah klausa what my husband wanted for his birthday yang menjelaskan subjek kalimat a yellow car
Jenis-jenis complement :

Setidaknya ada tiga jenis complement di dalam bahasa Inggris, yaitu pertama adalah subject complement, dua adalah predicate complement, dan ketiga adalah object complement.

1.       Subject complement
Subject complement adalah complement yang berfungsi untuk memberi informasi pelengkap terhadap subjek[ii] Ciri umumnya, ia diawali dengan sebuah linking verb. Subject complement bisa berupa noun, noun phrase, noun clause, adjective atau adjective phrase. Untuk lebih jelasnya, perhatikan kalimat di bawah ini:
a. You and I are partner
b. My father is a teacher
c. The beach is beautiful and wonderful
d. The bag was very expensive
e. She is what I want

Linking verb pada kalimat tersebut adalah yang dicetak miring, yaitu are, is, dan was. Sedangkan complement pada masing-masing kalimat adalah yang dicetak tebal. Complement tersebut berfungsi menjelaskan subjek kalimat.

Pada kalimat 1 dan 2, complement adalah sebuah noun dan noun phrase, yaitu partner dan a teacher, sehingga kita bisa menamainya dengan noun complements, yaitu pelengkap berupa kata benda. Sedangkan pada kalimat 3 dan 4, complement adalah berupa adjective phrase. Sehingga kita bisa menamainya dengan adjective complements atau pelengkap berupa kata sifat. Noun complements dan adjective complement, merujuk pada buku The Longman Handbook for Writers and Readers juga bisa dikatakan sebagai predikat kalimat.

2.       Predicate complement
Predicate complement adalah complement yang berfungsi untuk melengkapi predikat (verb) dan menjelaskan subjek kalimat. Untuk lebih jelasnya, perhatikan kalimat di bawah ini:
a. Everyday, I feel happy
b. The John smells bad
c. She sits watching the television

Pada masing-masing kalimat ini, predicate complement adalah happy, bad, dan the television. Predicate complement tersebut berfungsi melengkapi predikat atau verb dan menjelaskan subjek kalimat, misalnya di dalam kalimat Everyday, I feel happy. Everyday dalah adverb, I adalah subjek, feel adalah predicate, dan happy adalah complement. Happy pada kalimat ini untuk melengkapi kata kerja feel sekaligus menjelaskan subjek I. Saya merasa apa? Yaitu saya merasa bahagia

3.       Object complement
Object complement adalah complement yang berfungsi memberikan informasi pelengkap pada objek. Object complement bisa berupa kata benda atau kata sifat atau unsur lainnya yang bertindak sebagai kata benda atau kata sifat. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh di bawah ini:
a. All the students thought him a stupid student
b. Everyone wanted the terrorist dead
c. He proved them wrong
d. You should keep them happy

Pada masing-masing kalimat ini, a stupid person, dead, wrong, dan happy adalah object complement. Kehadiran complement a stupid person, dead, wrong, dan happy terletak sesudah objek, (objek pada kalimat ini adalah yang saya cetak miring yaitu him, the terrorist, dan them).

Object complement pada masing-masing kalimat berfungsi untuk menjadi pelengkap objek tersebut. Ia memberi informasi lebih kepada objek di depannya. Di dalam kalimat pertama misalnya, All the students thought him a stupid student adalah kalimat lengkap. Subjeknya adalah all the student, thought sebagai predikat, dan objek adalah him, dan pelengkap objek adalah a stupid student.


4.        Modifier
Modifier adalah kata, phrase atau clause di dalam bahasa Inggris yang memiliki fungsi sebagai adjective (kata sifat) atau adverb (kata keterangan) yang menerangkan kata atau kelompok kata lain. Dalam bahasa Inggris, kata atau kelompok kata yang diterangkan tersebut dikenal dengan Head. Berikut penjelasannya:

• Fungsi sebagai adjective (dapat berupa simple adjective, adjective phrase, clause, participle atau infinitive): menerangkan noun

• Fungsi sebagai adverb (dapat berupa simple adverb, adverb phrase, clause, prepositional phrase atau infinitive): menerangkan verb, adjective atau adverb lain.

Modifier yang muncul sebelum Head disebut dengan Premodifiers, sedangkan modifier yang muncul setelah Head disebut dengan Postmodifiers. Di bawah ini adalah contoh kalimat premodifiers dan postmodifiers dengan kata ‘detective’ sebagai Head:
• Premodifiers
Hercule Poirot is a famous detective

• Postmodifiers
The detective with big glasses solves the most baffling cases

CONTOH MODIFIER
 1. Sebagai adjective
• She found a chocolate put on my bag
‘Put on my bag’ (participial phrase) berfungsi sebagai adjective yang menerangkan ‘chocholate’ (noun)

• The magazine that Rena has read is very interesting
‘that Rena has read’ (adjective clause) berfungsi untuk menerangkan ‘the book’ (noun)

2. Sebagai adverb
• He plays violin so beautifully
‘So beautifully’ (adverb phrase) berfungsi untuk menjelaskan ‘plays violin’ (verb)

• When you went to the school, she came
‘When you went to the school’ (adverb clause) menjawab pertanyaan “When did she come?’
  
KESIMPULAN

1.      Subject
Subject adalah tentang apa atau siapa yang dibicarakan dalam suatu kalimat atau klausa.
Contoh : I, YOU, THEY, WE

2.      Verb
Verb adalah suatu kata yang berfungsi untuk menunjukkan tindakan dari subject, menunjukkan peristiwa atau keadaan.
Contoh : DO, BE, HAVE

3.      Complement
·      Biasanya berupa noun (kata benda) atau noun phrase (frasa kata benda)
·      Biasanya terdapat setelah verb pada kalimat aktif
·      Complement menjawab pertanyaan what (apa) atau siapa (whom)
Contoh :
Sarijon bought a cake yesterday
What did Sarijon buy yesterday?  –> a cake.
He saw Tony at the movie
Whom did he see at the movie? –> Tony

4.      Modifier
·      Modifier menjelaskan time (waktu), place (tempat), atau manner (cara) dari sebuah aksi atau perbuatan
·      Modifier menjawab pertanyaan when (kapan), where (dimana), atau how (bagaimana)
Contoh :
John bought a book at a book fair
Where did John buy a book? –> at a book fair
She is driving very fast
How is she driving? –> very fast

We   studied   grammar   last week.
 S           V           C                M

Kamis, 06 Oktober 2016

Interaksi Manusia & Komputer (Ex Machina)

Pada artikel kali ini saya akan membahas film yang berjudul Ex Machina, tetapi saya tidak akan meriview film tersebut secara keseluruhan, melainkan yang akan saya bahas adalah mengenai interaksi antara manusia dan komputer.





Ex Machina (2015) adalah film bergenre sci-fi yang bercerita tentang Caleb. Caleb adalah seseorang yang memenangkan undian untuk datang ke fasilitas riset rahasia milik Nathan Oscar, yang merupakan pemilik perusahaan search engine bernama Blue Book, tempat ia bekerja sebagai programmer. Tanpa pikir panjang, Caleb pun datang menuju tempat Nathan di tengah hutan yang alami, serta jauh dari hiruk pikuk manusia. Awalnya, Caleb tidak tahu untuk apa ia datang ke tempat tersebut. Setelah menandatangani surat perjanjian, Nathan pun memberitahu Caleb bahwa ia telah membuat robot dengan kecerdasan buatan, dan tugas Caleb adalah mengujinya dengan Turing Test, yaitu sebuah test untuk menguji apakah ia memang sedang berinteraksi dengan seorang manusia atau sebuah komputer/mesin.


Dari situlah, perkenalan awal Caleb dengan sang robot berkecerdasan buatan bernama Ava bermula. Dari pertemuan awal tersebut, Caleb hanya melontarkan pertanyaan-pertanyaan sederhana terkait siapa sesungguhnya jati diri Ava. Di balik layar, ada Nathan yang mengawasi dan selalu mencatat setiap perkembangan dari Ava. Semakin lama, Caleb semakin akrab dengan Ava. Sebagai ganti dari Caleb yang mencoba mencari tahu siapa dirinya, Ava pun ingin tahu lebih banyak lagi mengenai Caleb. Hingga suatu ketika, Ava membicarakan sesuatu yang bersifat menggoyahkan pemikiran Caleb di tempat tersebut. Pertanyaannya, apakah Nathan bisa dipercaya? Apakah Ava bisa dipercaya? Itulah yang kira-kira menjadi fokus misteri utama yang ingin dibangun Ex Machina.


Di film ini unsur teknologi adalah salah satu unsur yang paling disorot setelah konflik kemanusiaan di dalam diri caleb, hal itu lah yang akan saya bahas lebih lanjut, film ini memakai setting di rumah Nathan yang notabene adalah "surga"-nya teknologi, rumah nathan yang berada di tengah hutan sekaligus di bawah tanah ini adalah rumah yang sangat terintegrasi dengan teknologi yang mutakhir, berbagai hal di rumah ini sudah bersinggungan dengan teknologi tingkat tinggi, sebagai contoh nathan dapat mematikan dan menyalakan lampu hanya dengan perintah suara, atau sistem keamanan rumah dimana harus memakai kartu khusus untuk memasuki setiap ruangan dan setiap kartu memiliki hak akses yang berbeda.


Interaksi selanjutnya yang menurut saya sangat jelas tentunya adalah interaksi manusia dan robot (atrificial intelegence), yaitu antara Ava dan Caleb, yang menjadi fokus utama cerita film, di sini kecerdasan buatan di dalam diri Ava adalah sebuah keajaiban teknologi yang seakan akan sudah memiliki kesadaran selayaknya manusia, AI ini memiliki kemampuan komunikasi yang sangat baik hingga suatu titik dimana AI ini dapat memanipulasi emosi manusia yang berinteraksi dengannya dengan memanfaatkan berbagai aspek seperti psikologis hingga seksualitas untuk mencapai tujuannya


Selanjutnya yang akan saya bahas adalah mengenai tampilan di film ini, karena genre sci-fi yang diambil, film ini banyak menonjolkan sisi futuristik, tetapi penggambaran teknologi yang diambil tidak berlebihan, sehingga membuat tampilan di film ini terlihat clean dan simple. Penampakan Ava dengan tubuh robotiknya yang nyaris transparan dengan lapisan wajah cantik yang (secara meyakinkan dibuat seperti) ditempel di atas tengkorak metal, nyaris seperti tak ada efek visual CGI yang dihadirkan Pemilihan lokasi yang dipakai tak hanya cocok dengan narasi film namun juga membangun mood penonton. Penonton dikondisikan untuk merasakan perasaan klaustrofobik Caleb yang menginap di kabin Nathan dengan ruangan berdinding tebal tanpa jendela. Kesan futuristik di rumah nathan pun ditonjolkan dengan tampilan yang simple dengan garis garis tegas dan warna sederhana, sehingga terlihat elegan


Kesimpulan:

Ex Machina adalah sebuah film science-fiction yang sebenarnya sederhana, namun syarat dengan muatan nilai moral dan filosofis yang bisa diambil. Sutradara Alex Garland mampu membawakan Ex Machina sebagai sebuah film sci-fi dengan dialog yang smart, didukung dengan special effect dan properti set yang stylish dan futuristik.

Kamis, 12 Mei 2016

TUGAS III MANAJEMEN LAYANAN SISTEM INFORMASI

Cita-Cita Setelah Lulus S1 Sistem Informasi

          Hemmm... oke ini adalah cerita singkat tentang cita-cita saya setelah lulus kuliah S1 Sistem Informasi. Sebelumnya saya akan bercerita sedikit kenapa saya masuk jurusan sistem informasi. Saya memang ingin masuk jurusan ini sejak duduk di bangku SMP. Ya karena mungkin memang pada saat itu sedang lagi jaman suka-sukanya dengan komputer atau laptop ditambah dengan internet. Memang pada jaman saya SMP sedang boomingnya dengan facebook, friendster, twitter, serta game-game online. Sehingga pada masa SMP saya ingin menjadi seorang programer untuk membuat sebuah web bahkan seorang programer game online.
       
          Setelah SMA munculah smartphone berbasis android dan ios, semakin bertambah keinginan untuk menimba ilmu di bidang ilmu teknologi. Di SMA saya mencari tahu mengenai antara jurusan Sistem Informasi dengan Teknologi Informasi karena, dulu saya hanya mengetahui jika ingin membuat program maka harus mengambil jurusan IT. Ternyata di dunia SMA saya baru mengetahui tentang jurusan Sistem Informasi, dimana pada jurusan Sistem Informasi ini selain bisa memprogram bahasa pemrograman juga bisa untuk memanage sebuah perusahan.
         
          SMA pun berakhir, saya pun tidak lolos masuk seleksi PTN baik undangan maupun mandiri ya.. memang karena sekolah saya bukan termasuk sekolah-sekolah favorite hanya sekolah berbasis agama, yak sangat sedih bukan? Tapi saya tidak mau buang-buang waktu untuk mengejar univ-univ negri dan saya pun mencari univ swasta yang kualitasnya setara dengan negri. Namun, orang tua saya tidak sependapat dengan kemauan jurusan saya. Orang tua saya ingin saya melanjutkan bisnis properti seperti arsitek atau interior designer dan ya.. kebetulan saya anak yang bisa dikatakan ta'at kepada orang tua ya..gitudeh.

        Singkat cerita saya masuk jurusan Interior Designer di sebuat Univ swasta ternama di daerah Kemanggisan, Jakarta Barat. Namun, saya tidak cocok atau ya bisa dibilang saya punya passion di jurusan tersebut seperti menggambar, ya seni-seni gitu deh. Apa boleh buat jika passion oke namun kemauan belum ada? Bukan kuliah tapi malah main kesana-sini Hanya bertahan dua semester saya pun pindah ke jurusan apa yang saya ingun dari SMP ya.. Sistem Informasi.

        Oke, 2014 saya pindah kejurusan Sistem Informasi di Universitas Gunadarma. Banyak yang bertanya kenapa tidak pindah jurusan di univ yang lama aja kan bisa transfer nilai. Haduuuh.. jika ditempat yang sama mungkin saya pun akan bergaul dengan orang yang sama lagi dan kuliah saya pun terabaikan lagi right?

        Nah, saya sudah memasuki tahun ke-2 di jurusan Sistem Informasi ini, cita-cita saya setelah lulus adalaahhh *jengjengjengjeng*. Sistem Informasi identik dengan system analys, memeriksa sebuah program yang dibuat oleh seorang programmer ya itu sudah biasa. Namun cita-cita saya adalah membuat sebuah perusahan software berbasis net yang akan dipasarkan baik di dunia bisnis, pemerintahan dan semua bidang yang ingin bekerja sama dengan kami.

        Hmm, baik saya akan bocorkan sedikit ide saya, sistematisnya seperti sebuah perusahan mempunyai cabang-cabang yang lokasinya mungkin cukup jauh-jauh, dengan adanya software yang saya buat, seorang direktur perusahan tidak akan susah payah untuk mengontrol satu-satu ke lokasi cabang tersebut. ya kali kalo ada diseluruh indonesia 33 provinsi boo' bos direkturkan sibuk makan waktu banyak. Hanya melihat sebuah komputer dapat mengontorl seluruh cabang perusahan seperti keuangan, stok barang, absensi karyawan, dan sebagainya.

         Demikianlah pidato singkat saya, ehh cerita singkat saya tentang cita-cita saya, semoga para pembaca dapat terinspirasi untuk membangun perusahan tersebut bersama saya *jangan dicuri ya ide saya hehehe ^_^*. Apabila ada salah kata yang dapat menyinggung hati antum semua mohon dibuka kan pintu maaf yang sebesar-besarnya, because i am a humman who can't be perfect because only Allah the perfect god in the world.

Selasa, 19 April 2016

TUGAS II MANAJEMEN LAYANAN SISTEM INFORMASI

CMMI


Capability Maturity Model Integration (CMMI) merupakan suatu model pendekatan dalam penilaian skala kematangan dan kemampuan sebuah organisasi perangkat lunak. CMMI pada awalnya dikenal sebagai Capability Maturity Model (CMM) yang dikembangkan oleh Software Enginnering Institute di Pittsburgh pada tahun 1987. Namun perkembangan selanjutnya CMM menjadi CMMI. CMMI mendukung proses penilaian secara bertingkat. Penilaiannya tersebut berdasarkan kuisioner dan dikembangkan secara khusus untuk perangkat lunak yang juga mendukung peningkatan proses.

CMMI memiliki 4 aturan yang dapat disesuaikan menurut organisasisoftw are, yakni: System Engineering(SE), Software Engineering(SW ), Integrated Product and Process Development (IPPD), dan Supplier Sourcing (SS).

CMMI terdiri dari rangkaian practices. Dalam rangkaian practices ini ada rambu-rambu atau rekomendasi yang dapat diikuti. Practices dalam CMMI dibagi menjadi dua, yaitu Generic Practices (GP) dan Specific Practices (SP). Bila kita sudah mengimplementasikan practices dengan sempurna, kita dianggap sudah memenuhi Goals. Sama seperti practices, ada Generic Goals (GG) dan Specific Goals (SG). SG dan SP dikelompokkan menjadi Process Area (PA). Total ada 22 Process Area dalam CMMI for Development versi 1.2. 22 Process Area tersebut dapat dilihat dalam gambar di bawah…

Proses area CMMI

Keuntungan CMMI


Beberapa keuntungan yang diperoleh saat perusahaan menerapkan CMMI:
Penilaian studi kualitas (assessing) atas proses kematangan (maturity) terkini.
Meningkatkan kualitas struktur organisasi dan pemrosesan dengan mengikuti pendekatan best-practice.
Digunakan dalam proses uji-kinerja (benchmarking) dengan organisasi lainnya.
Meningkatkan produktivitas dan menekan resiko proyek.
Menekan resiko dalam pengembangan perangkat lunak.
Meningkatkan kepuasan pelanggan.
Mempunyai fitur-fitur yang bersifat institusional, yaitu komitmen, kemampuan untuk melakukan sesuatu, analisis dan pengukuran serta verifikasi implementasi.
Tersedianya “Road Map” untuk peningkatan lebih lanjut.
Stage-stage dalam CMMI
Stage CMMI


Model CMMI menempatkan organisasi pada lima level proses maturity yang memiliki indikasi kenyamanan dan kualitas produk. Lima level tersebut adalah :
Maturity level 1 – Initialized


Pada ML1 ini proses biasanya berbentuk ad hoc. Sukses pada level ini didasarkan pada kerja keras dan kompetensi yang tinggi orang-orang yang ada di dalam organisasi tersebut atau dapat juga dikatakan perusahaan ini belum menjalankan tujuan dan sasaran yang telah didefinisikan oleh CMMI.
Maturity level 2 – Managed.


Pada ML2 ini sebuah organisasi telah mencapai seluruh specific dan generic goals pada Level 2. Semua pekerjaan yang berhubungan dengan dengan proses-proses yang terjadi saling menyesuaikan diri agar dapat diambil kebijakan. Setiap orang yang berada pada proses ini dapat mengakses sumber daya yang cukup untuk mengerjakan tugas masing-masing. Setiap orang terlibat aktif pada proses yang membutuhkan. Setiap aktivitas dan hasil pekerjaan berupa memonitor, mengontrol, meninjau, serta mengevaluasi untuk menjaga kekonsistenan pada deskripsi yang telah diberikan.
Maturity level 3 – Defined.


Pada ML3 ini sebuah organisasi telah mencapai seluruh specific dan generic goals pada Level 2 dan Level 3. Proses dicirikan dengan terjadinya penyesuaian dari kumpulan proses standar sebuah organisasi menurut pedoman-pedoman pada organisasi tersebut, menyokong hasil kerja, mengukur, dan proses menambah informasi lain menjadi milik organisasi.
Maturity level 4 – Quantitatively Managed.


Pada ML4 ini, sebuah organisasi telah mencapai seluruh specific dan generic goals yang ada pada Level 2, 3, dan 4. Proses yang terjadi dapat terkontrol dan ditambah menggunakan ukuran-ukuran dan taksiran kuantitatif. Sasaran kuantitatif untuk kualitas dan kinerja proses ditetapkan dam digunakan sebagai kreteria dalam manajemen proses.
Maturity level 5 – Optimizing.


Pada ML5 ini suatu organisasi telah mencapai seluruh specific dan generic goals yang ada di Level 2, 3, 4, dan 5. ML5 fokus kepada peningkatan proses secara berkesinambungan melalui inovasi teknologi.

Perusahaan Internasional yang mengimplementasikan CMMI:


Huawei (CMMI Level 5)

Litbang di Huawei menjadi bagian terpenting dari industri teknologi baik software maupun hardware. Inilah yang membuat Huawei terbukti responsif terhadap kebutuhan masa depan dan masa kini pelanggan. Investasi di area ini penting untuk terus-menerus mengembangkan teknologi, solusi dan layanan yang tujuan akhirnya adalah memaksimalkan keuntungan dan memberikan nilai tambah bagi pelanggan.

Pada akhir September 2008, sekitar 44% dari total 96.800 karyawan Huawei terlibat dalam R&D. Sebagai bagian terintegrasi dari keseluruhan proses, Huawei menanamkan kembali 10% pendapatan dari hasil penjualannya untuk riset dan pengembangan di mana 10% tersebut diarahkan untuk mendanai pengembangan berbagai teknologi mutakhir dan teknologi dasar setiap tahunnya.

Perusahaan Internasional lainnya yang meraih level maturity 5 adalah Toshiba, NASA dan ATSI (The Association of Thai Software Industry).

DAFTAR PUSTAKA :
https://id.wikipedia.org/wiki/CMMI
https://meeinstan.wordpress.com/2011/05/13/apa-itu-cmmi-capability-maturity-model-integrated/
http://software.endy.muhardin.com/manajemen/apa-itu-cmmi/

Minggu, 13 Maret 2016

Manajemen Layanan Sistem Informasi

Tugas I


          Manjemen Layanan Sistem Informasi (Information System Service Management) menurut saya adalah suatu metode pengelolaan sistem yang terpusat pada perspektif konsumen layanan TI terhadap bisnis perusahaan, atau disebut juga IT service management (ITSM). ITSM umumnya menangani masalah operasional manajemen teknologi informasi (kadang disebut operations architecture) dan bukan pada pengembangan teknologinya sendiri. Contohnya, proses pembuatan perangkat lunak komputer untuk dijual bukanlah fokus dari disiplin ini, melainkan sistem komputer yang digunakan oleh bagian pemasaran dan pengembangan bisnis di perusahaan perangkat lunak-lah yang merupakan fokus perhatiannya.

          ITSM berfokus pada proses dan karenanya terkait dan memiliki minat yang sama dengan kerangka kerja dan metodologi gerakan perbaikan proses. Disiplin ini tidak memedulikan detail penggunaan produk suatu pemasok tertentu atau detail teknis suatu sistem yang dikelola, melainkan berfokus pada upaya penyediaan kerangka kerja untuk menstrukturkan aktivitas yang terkait dengan TI dan interaksi antara personel teknis TI dengan pengguna teknologi informasi.

          Framework (Kerangka Kerja) yang dapat memeberikan contoh dalam penerapan Manjamen Layanan Sistem Informasi (Information System Service Management) :

  1.  TQM (Total Quality Managemnt) adalah strategi manajement yang ditujukan untuk menanamkan kesadaran kualitas pada semua proses dalam organisasi.
  2. Six Sigma adalah suatu alat manajemen baru yang digunakan untuk mengganti TQM, sangat terfokus terhadap pengendalian kualitas dengan mendalami sistem produksi perusahaan secara keseluruhan. Memiliki tujuan untuk, menghilangkan cacat produksi, memangkas waktu pembuatan produk, dan mehilangkan biaya.
  3. Business Process Management adalah suatu metode penyelarasan secara efisien suatu organisasi dengan keinginan dan kebutuhan organisasi tersebut. BPM merupakan suatu pendekatan manajemen holistik untuk meningkatkan efektivitas dan efesiensi bisnis seiring upaya untuk mencapai inovasi, fleksibilitas dan integrasi dengan teknologi. BPM berupaya untuk melakukan perbaikan proses secara berkelanjutan atau bisa juga disebut sebagai suatu proses 'optimalisasi proses'.
  4. CMMI (Capability Maturity Model Integration) adalah suatu pendekatan perbaikan proses yang memberikan unsur-unsur penting proses efektif bagi organisasi. Praktik-praktik terbaik CMMI dipublikasikan dalam dokumen-dokumen yang disebut model, yang masing-masing ditujukan untuk berbagai bidang yang berbeda.
sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/ITSM
https://en.wikipedia.org/wiki/IT_service_management
https://en.wikipedia.org/wiki/Service_management

Kamis, 14 Januari 2016

Perubahan dan Pengembangan Organisasi

KEKUATAN-KEKUATAN PENYEBAB PERUBAHAN

A. Kekuatan-kekuatan eksternal
Perubahan organisasi terjadi karena adanya perubahan-perubahan dalam berbagai variable eksternal seperti system politik, ekonomi, teknologi, pasar, dan nilai-nilai. Kenaikan biaya dan kelangkaan berbagai SDA, keamanan karyawan dan peraturan-peraturan anti polusi, boikot pelanggan adalah beberapa contoh factor-faktor lingkungan yang merubah kehidupan orang baik sebagai karyawan maupun langgganan dalam tahun-tahun terakhir. Berbagai kekuatan eksternal dari kemajuan teknologi sampai kegiatan-kegiatan persaingan dan perubahan pola kehidupan, dapat menekan organisasi untuk mengubah tujuan, struktur dan metode operasinya.
Kekuatan-kekuatan perubahan eksternal, meliputi :
1. Kebudayaan
2. Pendidikan
3. Sosial
4. Politik
5. Ekonomi
6. Teknologi


B. Kekuatan-kekuatan internal
Kekuatan-kekuatan pengubah internal merupakan hasil dari factor-faktor seperti tujuan, strategi, kebijaksanaan manajerial dan teknologi baru serta sikap dan perilaku para karyawan. Sikap dan ketidak puasan karyawan seperti ditunjukkan dalam tingkat perputaran atau pemogokan, dapat menyebabkan berbagai perubahan dalam kebijaksanaan dan praktek manajemen.
Kekuatan-kekuatan perubahan internal, meliputi :
1. Kegiatan-kegiatan karyawan
2. Tujuan organisasi
3. Strategi dan kebijaksanaa
4. Teknologi
5.
Cara-cara Penanganan Perubahan
Ada dua pendekatan penanganan perubahan organisasi:
1. Proses perubahan reaktif. Manajemen bereaksi atas tanda-tanda bahwa perubahan dibutuhkan, pelaksanaan modifikasi sedikit demi sedikit untuk menangani masalah tertentu yang timbul. Sebagai contoh, bila peraturan baru dari pemerintah mensyaratkan perusahaan untuk mempunyai perlindungan terhadap kebakaran, maka manajer mungkin akan membeli alat pemadam kebakaran.
2. Program perubahan yang direncanakan (planned change), disebut sebagaiproses proaktif. Manajemen melakukan berbagai investasi waktu dan sumberdaya lainnya yang berarti untuk menguibah cara-cara operasi organisasi. Perubahan yang direncanakan ini didefinisikan sebagai perancangan dan implementasi inovasi struktural, kebijaksanaan atau tujuan baru, atau suatu perubahan dalam filsafat, iklim dan gaya pengoperasian secara sengaja. Pendekatan ini tepat bila keseluruhan organissi, atau sebagian besar satuan organisasi, harus menyiapkan diri untuk atau menyesuaikan dengan perubahan.


Di dalam proses perubahan, terdapat seorang atau individu yang bertanggung jawab atas peranan kepemimpinan dalam proses pengelolaan perubahan. Individu ini disebut dengan “Change Agent” (pengantar perubahan). Sedangkan individu atau kelompok yang merupakan sasaran perubahan disebut “sistem klien”. Pengantar perubahan ini dapat berasal dari para anggota organisasi atau dapat sebagai konsultan dari luar organisasi.
Leavitt (1964), menyatakan bahwa organisasi dapat diubah melalui pendekatan struktur, pendekatan teknologi, dan pendekatan orang-orangnya. Pendekatan struktur adalah yang menyangkut aplikasi prinsip-prinsip perancangan organisasi yang misalnya: desentralisasi, tanggung jawab jabatan, garis wewenang yang tepat, penciptaan pembagian kerja dll. Pendekatan teknologi berkaitan dengan diubahnya teknik-teknik yang dipakai denga teknologi baru; perubahan ini dapat membawa konsekuesi pula pada perubahan struktur organisasi (menjadi pendekatan tekno-struktur). Bila pendekatan struktural dan teknik bermaksud untuk memperbaiki prestasi kerja organisasi melalui pengubahan situasi kerja yang tepat, maka pendekatan- pendekatan orang dimaksudkan untuk mengubah secara langsung perilaku karyawan melalui pemusatan dan ketrampilan, sikap, persepsi dan pengharapan mereka sehingga diharapkan akan melaksanakan tugas dengan lebih efektif. (dalam Handoko, 1991).


Penolakan Terhadap perubahan
Penanganan penolakan terhadap perubahan:
1. Pendidikan dan Komunikasi.
Biasa digunakan bila ada kekurangan informasi atau ketidakpastian informasi dan analisis.
2. Partisipasi dan Keterlibatan.
Biasa digunakan bila pengambilan inisiatif tidak mempunyai semua informasiyang dibutuhkan umtuk merancang perubahan dan oranglain mempunyai kekuasaan untuk menolak.
3. Kemudahan dan Dukungan.
Biasa dilakukan bila orang – orang pendakkan karna masalah – masalh adaptasi atau penyesuaian.
4. Negosiasi dan Persetujuan.
Biasa digunakan bila banyak dari orang atau kelompok dengan kekuatan cukup besar untuk menolak akan kalah dalm suatu perubahan.
5. Manipulasi dan Bekerjasama.
Biasa digunakan bila taktik – taktik lain dirasa kurang bekerja maksimal dan di sisi lain biaya atau cost yang dikeluarkan besar .
6. Paksaan eksplisit dan implisit.
Biasa digunakan bila kecepatan adalah hal yang paling penting dan para pengusul mempunyai kekuasaan yang besar.


Proses Pengelolaan Perubahan
Proses pengelolaan perubahan harus mencakup dua gagasan dasar untuk mencapai efektifitas organisasi. Pertama ada retribusi kekuasaan dalam struktur organisasi, kedua retribusi ini dihasilkan dari proses perubahan yang bersifat pengembangan.
Tahap-tahap Proses Perubahan :
1. Tekanan dan desakan
Proses ini dimulai ketika manajemen puncak mulai merasa adanya kebutuhan atau tekanan akan perubahan. Misalnya adanya perubahan penjualan, penurunan produktivitas dan sebagainya.


2. Intervensi dan Reorientasi
Digunakan untuk merumuskan masalah dan dimulai proses dengan membuat para anggota organisasi memusatkan perhatiannya pada masalah tersebut. Pihak-pihak luar sering digunakan, juga staff internal yang mempunyai dan dipandang ahli serta dapat dipercaya sebagai konsultan atau pengantar perubahan.


3. Diagnosa dan pengenalan masalah
Informasi dikumpulkan dan dianalisa mana yang penting dan tidak penting.


4. Penemuan dan pengenalan masalah
Pengantar perubahan mencoba menyelesaikan masalah-masalah yang diketemukan dan masuk akal dengan menghindari “metode-metode lama yang sama”. Bawahan didorong dan diajak untuk berpartisipasi, sehingga mereka lebih terikat pada serangkaian kegiatan.


5. Percobaan dan hasil
Pada tahap keempat diuji dalam program-program yang berskala kecil dan hasilnya dianalisa.


6. Pungutan dan penerimaan
Setelah diuji dan sesuai dengan keinginan, harus diterima secara sukarela dan harus menjadi sumber penguatan dan menimbulkan keterikatan pada perubahan.


Metode-metode penanganan penolakan terhadap perubahan
1. Pendekatan Pendidikan dan Komunikasi.
Pendekatan ini bisa digunakan bila ada kekurangan informasi atau ketidak tepatan informasi dan analisa.


2. Pendekatan Partisipasi dan Keterlibatan.
Pendekatan ini bisa digunakan bila pengembangan inisiatif tidak mempunyai semua informasi yang dibutuhkan untuk merancang perubahan dan orang-orang lainnya, mempunyai kekuasaan untuk menolak.


3. Pendekatan Kemudahan dan Dukungan.
Pendekatan ini bisa digunakan bila orang-orang melakukan penolakan karena masalah-masalah penyelesaian.


4. Pendekatan Negosiasi dan Persetujuan.
Pendekatan ini bisa digunakan bila banyak orang atau kelompok dengan kekuatan cukup besar untuk menolak akan kalah dalam suatu perubahan.


5. Pendekatan Manipulasi dan Bekerjasama.
Pendekatan ini bisa digunakan bila taktik-taktik lain tidak akan bekerja, atau mahal.


6. Pendekatan Paksaan Eksplisit dan Implisit.
Pendekatan ini bisa digunakan bila kecepatan adalah esensial dan para pengusul perubahan mempunyai kekuasaan cukup besar.


BERBAGAI PENDEKATAN PERUBAHAN ORGANISASI
Harold J. Leavitt menyatakan bahwa organisasi dapat diubah melalui pengubahan struktur, teknologi dan atau orang-orangnya.
1. Pendekatan struktur
Pengubahan struktur organisasi menyangkut modifikasi dan pengaturan sistem internal, seperti acuan kerja, ukuran dan komposisi kelompok kerja, sistem komunikasi, hubungan-hubungan tanggung jawab atau wewenang. Pendekatan struktural dibagi menjadi tiga kelompok yang terdiri dari :
a. Melalui aplikasi prinsip-prinsip perancangan organisai klasik. Pendekatan ini berusaha untuk memperbaiki penciptaan pembagian kerja yang tepat dari tanggung jawab jabatan para anggota organisasi, pengubahan rentang manajemen, deskripsi jabatan dan sebagainya.
b. Melalui desentralisasi. Hal ini didasarkan pada penciptaan satuan-satuan organisasi yang lebih kecil dan dapat berdiri sendiri dan memutuskan perhatian pada kegiatan yang berorientasi tinggi. Hasilnya perbaikan prestasi kerja.
c. Melalui modifikasi aliran kerja dalam organisasi. Pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa aliran kerja dan pengelompokan keahlian yang tepat akan berakibat kenaikan produktifitas secara langsung dan cenderung memperbaiki semangat dan kepuasan kerja.


2. Pendekatan teknologi
Untuk mremperbaiki prestasi F.W. Taylor dan pengikutnya mencoba menganalisa dan memperbaiki interaksi-interaksi pada karyawan dan mesin-mesin untuk meningkatkan efisiensi sehubungan dengan perubahan teknologi adakalanya perubahan yang dilakukan ternyata sering tidak cocok dengan struktur organisasi.
Hal ini dapat menciptakan ketidak senangan dan pemutusan hubungan diantara para anggota organisasi akibanya terjadi penurunan produktifitas lebih banyak kecelakaan dan tingkat perputaran karyawan yang tinggi.
Penggabungan pendekatan struktural dan pendekatan teknologi (teknostruktural) bermaksud memperbaiki prestasi melalui perubahan berbagai aspek, baik struktur organisasi maupun teknologinya, contohnya pengenalan teknologi baru yang diikuti pengorganisasian kembali bagian-bagian menjadi lebih kecil.


3. Pendekatan orang
Pendekatan orang bermaksud untuk mengubah secara langsung perilaku karyawan melalui pemusatan pada keterampilan sikap, prsepsi dan pengharapan mereka, sehingga dapat melaksanakan tugas dengan efektif.


Konsep pengembangan Organisasi
1. Pengertian Pengembangan Organisasi (OD)
a. Strategi untuk merubah nilai-nilai daripada manusia dan juga struktur organisasi sehingga organisasi itu adaptif dengan lingkungannya.
b. Suatu penyempurnaan yang terencana dalam fungsi menyeluruh (nilai dan struktur) suatu organisasi.


2. Mengapa Pengembangan Organisasi (OD) Perlu Dilakukan?
Dalam kenyataannya organisasi seringkali terjadi stagnan yang disebabkan keengganan manusia untuk mengikuti perubahan, dimana perubahan dianggap bisa menyebabkan dis equilibrium. Hal ini mengakibatkan patologi dalam organisasi sehingga perlu dilakukan evaluasi, adaptasi, kaderisasi dan inovasi.
Sebab-sebab penolakan/ penentangan terhadap perubahan adalah :
a. Security
Merasa tidak aman dengan kondisi baru yang belum diketahui sehingga perlu penyesuaian.
b. Economic (berkaitan dengan untung rugi)
Organisasi cenderung menolak perubahan karena tidak mau menanggung kerugian dengan adanya perubahan.
c. Psikologis dan budaya/kebiasaan
· Persepsi
Persepsi yang salah bisa menjadi sumber terjadinya sikap menentang terhadap perubahan.
· Emosi
Emosi akan menimbulkan prasangka sehingga cenderung menolak perubahan.
· Kultur
Berguna sebagai dasar dalam menilai hal-hal baru yang diterimanya.


Faktor –faktor penyebab dilakukannya pengembangan organisasi adalah :
a. Kekuatan eksternal
· Kompetisi yang semakin tajam antar organisasi.
· Perkembangan IPTEK.
· Perubahan lingkungan baik lingkungan fisik maupun sosial yang membuat organisasi berfikir bagaimana mendapatkan sumber diluar organisasi untuk masa depan organisasi.
b. Kekuatan internal
Struktur, sistem dan prosedur, perlengkapan dan fasilitas, proses dan sasaran bila tidak cocok akan membuat organisasi melakukan perbaikan. Perubahan organisasi dilakukan untuk mencocokkan dengan kebutuhan yang ada.


Didalam OD terdapat pendekatan integratif yaitu :
a. Adanya organisasi dan manajemen yang terencana ke arah organisasi dan manajemen yang manusiawi.
b. Adanya perkembangan konsepsi latihan kepekaan dan studi laboratorium. Pemikiran ini didahului oleh Kurt Lewin mengenai Counter Group bergeser pda Incounter Group. Hal ini dirasa tidak bisa membantu didalam prakteknya.
c. Pengembangan potensi manusia.


Geseran didalam OD terjadai pada nilai, proses dan teknologi.
a. Geseran / perubahan nilai yang dibawa OD diantaranya adalah:
· Penggunaan seluruh sumber-sumber yang tersedia.
· Pengembangan potensi manusia.
· Efektivitas dan kesehatan organisasi.
· Pekerjaan yang menarik dan menantang.
· Kesempatan untuk mempengaruhi lingkungan kerja.
· Penerimaan terhadap kemanusiaan.
Nilai yang dicari untuk mengembangkan OD adalah nilai yang dianggap tepat, benar dan baik dalam pengelolaan SDM.


b. Geseran proses meliputi:
· Proses efektif
· Proses manajemen
· Proses pelaksanaan kerja


c. Geseran teknologi yang diutamakan adalah teknologi yang bisa menjawab kualifikasi posisi manusia.


3. Karakteristik Pengembangan Organisasi
a. Keputusan penuh dengan pertimbangan.
b. Diterapkan pada semua sub sistem manusia baik individu, kelompok dan organisasi.
c. Menerima intervensi baik dari luar maupun dalam organisasi yang mempunyai kedudukan di luar mekanisme organisasi.
d. Kolaborasi.
e. Teori sebagai alat analisis.


4. Langkah-Langkah Pengembangan Organisasi
a. Penilaian keadaan.
b. Pemecahan masalah.
c. Implementasi.
d. Evaluasi.


ACTION RESEARCH (PENELITIAN TINDAKAN)
Action Research merupakan tindakan pemecahan masalah organisasi yang dilakukan dengan berbasiskan data maupun model-model teori.
A. Tahap Penilaian Keadaan.
Didalam mengembangkan action research pada pengembangan organisasi menggunakan pendekatan sistem yang terdiri dari 4 komponen (Karl Albrecht) yaitu:
1. Sistem sosial
a. Orang-orang yang menjadi anggota organisasi.
b. Kekuatan formal dalam organisasi.
c. Nilai-nilai yang hidup dalam organisasi.
d. Norma-norma.
e. Sistem ganjaran.
f. Iklim sosial.
g. Jaringan komunikasi.


2. Sistem teknik
a. Orang-orang sebagai faktor produksi.
b. Fasilitas-fasilitas yang dipakai dalam faktor produksi.
c. Sumber modal.
d. Bahan mentah.
e. Arus kegiatan/ kerja.
f. Metode dan prosedur kerja.


3. Sistem administrasi
a. Orang-orang yang melakukan aktivitas pekerjaan.
b. Struktur organisasi.
c. Unit-unit yangada dalam organisasi.
d. Media yang digunakan dalam penyampaian informasi.
e. Arus informasi.


4. Sistem strategi
a. Kelompok manajemen puncak.
b. Hubungan hierarkhi.
c. Sistem perencanaan.
d. Petunjuk tertulis tentang prosedur kerja.
e. Sistem informasi manajemen.


Selain 4 komponen pendekatan system diatas, untuk mengadakan penilaian keadaan dapat pula dengan mempertimbangkan gaya kepemimpinan dan pengembangan kelompok.
B. Tahap Pemecahan Masalah
1. Perumusan pemecahan masalah
a. Permasalahan yang hendak dipecahkan dicari gejala permasalahannnya.
b. Apakah yang harus diubah untuk memecahkan permasalahan tersebut.
c. Sasaran apa yang diharapkan dari perubahan dan bagaimana sasaran itu diukur.
2. Peroleh data.
3. Analisa data.


C. Tahap Implementasi
Didalam tahap implementasi ini ada 3 pendekatan yang bisa dilakukan yaitu:
1. Share power (karyawan/ staf dan pimpinan mempunyai posisi yang sama dalam pengambilan keputusan).
2. Delegated (seberapa jauh karyawan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan)
3. Unilateral (tidak melibatkan karyawan)
Sedangkan Albrecht menitik beratkan tahap implementasi pada model “gelandang eksekutif” yaitu yang melakukan pengembangan dalam organisasi adalah pihak eksekutif (top manajer) dimana setiap anggota top manajer harus memberikan perhatian dan tanggungjawab pada pelaksanaan kerja. Tugas dari gelandang eksekutif itu sendiri adalah:
a. menyetujui agar setiap pekerjaan dapat dilaksanakan.
b. Meminta sumbangan pemikiran dari berbagai eksekutif.


D. Tahap Evaluasi
Tujuan :
1. Kesinambungan program.
2. Usaha membandingkan hasil dengan aktivitas yang dilakukan.


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tahap evaluasi:
1. Peninjauan Program.
Artinya setiap kegiatan harus dikaitkan dengan keseluruhan program.
2. Menentukan fakta baru.
Artinya harus melihat kembali 4 komponen pendekatan sistem.
· Sistem sosial (menyangkut norma dan nilai yang tumbuh dalam organisasi)
· Sistem teknik (menyangkut perubahan dan mencari nilai positif dari perubahan).
· Sistem administrasi (berkaitan dengan informasi dari pimpinan ke staf/karyawan atau sebaliknya apakah ada hambatan atau tidak).
· Sistem strategi.
Keempatnya dikaitkan dengan meningkat atau menurunnya produktivitas sehingga akan dapat diketahui berhasil atau tidaknya tujuan organisasi.
3. Mementingkan yang positif.
4. Lebih memfokuskan pada hal-hal yang sedang berlangsung.
5. Menciptakan penghargaan dan keyakinan bahwa keadaan akan menjadi baik.


Sumber :
http://id.shvoong.com/business-management/human-resources/2008569-kekuatan-kekuatan-penyebab-perubahan/
http://syarifhidayat21.blogspot.com/2010/11/bab-xii-perubahan-pengembangan.html
http://masimamgun.blogspot.com/2009/07/perubahan-dan-pengembangan-organisasi.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/12/penanganan-penolakan-terhadap-perubahan/
http://dyan11.blogspot.com/2011/05/proses-pengelolaan-perubahan.html
http://rnurinaramadhani.blogspot.com/2011/01/perubahan-dan-pengembangan-organisasi_09.html
http://fia-s1unipdu.blogspot.com/2008/07/pengembangan-organisasi.html

Rabu, 18 November 2015

DESAIN DAN STRUKTUR ORGANISASI


Struktur adalah cara sesuatu disusun atau dibangun Organisasi adalah suatu wadah berkumpulnya minimal dua orang untuk mencapai sebuah tujuan

Struktur Organisasi adalah Suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian secara posisi yang ada pada perusahaaan dalam menjalin kegiatan operasional untuk mencapai tujuan

Struktur organisasi adalah bagaimana pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal.



Elemen struktur organisasi

Ada enam elemen kunci yang perlu diperhatikan oleh para manajer ketika hendak mendesain struktur, antara lain:
Spesialisasi pekerjaan. Sejauh mana tugas-tugas dalam organisasidibagi-bagi ke dalam beberapa pekerjaan tersendiri.
Departementalisasi. Dasar yang dipakai untuk mengelompokkan pekerjaan secara bersama-sama. Departementalisasi dapat berupa proses, produk, geografi, dan pelanggan.
Rantai komando. Garis wewenang yang tanpa putus yang membentang dari puncak organisasi ke eselon paling bawah dan menjelaskan siapa bertanggung jawab kepada siapa.
Rentang kendali. Jumlah bawahan yang dapat diarahkan oleh seorang manajer secara efisien dan efektif.
Sentralisasi dan Desentralisasi. Sentralisasi mengacu pada sejauh mana tingkat pengambilan keputusan terkonsentrasi pada satu titik di dalam organisasi. Desentralisasi adalah lawan dari sentralisasi.
Formalisasi. Sejauh mana pekerjaan-pekerjaan di dalam organisasi dibakukan.

Desain organisasi yang umum ==

Struktur sederhana

Struktur sederhana adalah sebuah struktur yang dicirikan dengan kadar departementalisasi yang rendah, rentang kendali yang luas, wewenang yang terpusat pada seseorang saja, dan sedikit formalisasi.[1] Struktur sederhana paling banyak dipraktikkan dalam usaha-usaha kecil di mana manajer dan pemilik adalah orang yang satu dan sama.[1] Kekuatan dari struktur ini adalah kesederhanaannya yang tercermin dalam kecepatan, kefleksibelan, ketidakmahalan dalam pengelolaan, dan kejelasan akuntabilitas.[1] Satu kelemahan utamanya adalah struktur ini sulit untuk dijalankan di mana pun selain di organisasi kecil karena struktur sederhana menjadi tidak memadai tatkala sebuah organisasi berkembang karena formalisasinya yang rendah dan sentralisasinya yang tinggi cenderung menciptakan kelebihan beban (overload) di puncak.[1]

Birokrasi

Birokrasi adalah sebuah struktur dengan tugas-tugas operasi yang sangat rutin yang dicapai melalui spesialisasi, aturan dan ketentuan yang sangat formal, tugas-tugas yang dikelompokkan ke dalam berbagai departemen fungsional, wewenang terpusat, rentang kendali yang sempit, dan pengambilan keputusan yang mengikuti rantai komando.[1]

Kekuatan utama birokrasi ada kemampuannya menjalankan kegiatan-kegiatan yang terstandar secara sangat efisien, sedangkan kelemahannya adalah dengan spesialisasi yang diciptakan bisa menimbulkan konflik-konflik subunit, karena tujuan-tujuan unit fungsional dapat mengalahkan tujuan keseluruhan organisasi.[1] Kelemahan besar lainnnya adalah ketika ada kasus yang tidak sesuai sedikit saja dengan aturan, tidak ada ruang untuk modifikasi karena birokrasi hanya efisien sepanjang karyawan menghadapi masalah yang sebelumnya telah mereka hadapi dan sudah ada aturan keputusan terprogram yang mapan.[1]

Struktur matriks

Struktur matriks adalah sebuah struktur yang menciptakan garis wewenang ganda dan menggabungkan departementalisasi fungsional dan produk.[1]Struktur matriks dapat ditemukan di agen-agen periklanan, perusahaan pesawat terbang, laboratorium penelitian dan pengembangan, perusahaan konstruksi, rumah sakit, lembaga-lembaga pemerintah, universitas, perusahaan konsultan manajemen, dan perusahaan hiburan.[2]

Pada hakikatnya, struktur matriks menggabungkan dua bentuk departementalisasi: fungsional dan produk[1] Kekuatan departementalisasi fungsional terletak, misalnya, pada penyatuan para spesialis, yang meminimalkan jumlah yang diperlukan sembari memungkinkan pengumpulan dan pembagian sumber daya khusus untuk keseluruhan produk.[1]Kelemahan terbesarnya adalah sulitnya mengoordinasi tugas para spesialis fungsional yang beragam agar kegiatan mereka rampung tepat waktu dan sesuai anggaran.[1] Departementalisasi produk, di lain pihak, memiliki keuntungan dan kerugian yang berlawanan.[1] Departementalisasi ini memudahkan koordinasi di antara para spesialis untuk menyelesaikan tugas tepat waktu dan memenuhi target anggaran.[1] Lebih jauh, departementalisasi ini memberikan tanggung jawab yang jelas atas semua kegiatan yang terkait dengan sebuah produk, tetapi dengan duplikasi biaya dan kegiatan.[1] Matriks berupaya menarik kekuatan tersebut sembari menghindarkan kelemahan-kelemahan mereka.[1]

Karakteristik struktural paling nyata dari matriks adalah bahwa ia mematahkan konsep kesatuan komando sehingga karyawan dalam struktur matriks memiliki dua atasan -manajer departemen fungsional dan manajer produk.[1] Karena itulah matriks memiliki rantai komando ganda.[1]

Desain Struktur Organisasi Modern

Struktur tim

Struktur tim adalah pemanfaatan tim sebagai perangkat sentral untuk mengoordinasikan kegiatan-kegiatan kerja.[3] Karakteristik utama struktur tim adalah bahwa struktr ini meniadakan kendala-kendala departemental dan mendesentralisasi pengambilan keputusan ke tingkat tim kerja.[1] Struktur tim juga mendorong karyawan untuk menjadi generalis sekaligus spesialis.[4]

Organisasi virtual

Organisasi virtual adalah organisasi inti kecil yang menyubkontrakkan fungsi-fungsi utama bisnis secara detail.[5]

Organisasi Nirbatas

Organisasi nirbatas adalah sebuah organisasi yang berusaha menghapuskan rantai komando, memiliki rentang kendali tak terbatas, dan mengganti departemen dengan tim yang diberdayakan.[1]

Model desain struktur organisasi

Ada dua model ekstrem dari desain organisasi.[1]
Model mekanistis, yaitu sebuah struktur yang dicirikan oleh departementalisasi yang luas, formalisasi yang tinggi, jaringan informasi yang terbatas, dan sentralisasi.[1]
Model organik, yaitu sebuah struktur yang rata, menggunakan tim lintas hierarki dan lintas fungsi, memiliki formalisasi yang rendah, memiliki jaringan informasi yang komprehensif, dan mengandalkan pengambilan keputusan secara partisipatif.[1]
Model Piramid,model ini di buat persis sebuah piramida.
Model Horizontal,Model ini dibuat dengan manarik garis lurus secara horizontal dengan pembagian funsional masing-masing bersama tugasnya masi-masing

Faktor penentu struktur organisasi

Sebagian organisasi terstruktur pada garis yang lebih mekanistis sedangkan sebagian yang lain mengikuti karakteristik organik.[1] Berikut adalah faktor-faktor utama yang diidentifikasi menjadi penyebab atau penentu struktur suatu organisasi:[6]

Strategi

Struktur organisasi adalah salah satu sarana yang digunakan manajemen untuk mencapai sasarannya.[6] Karena sasaran diturunkan dari strategi organisasi secara keseluruhan, logis kalau strategi dan struktur harus terkait erat.[6] tepatnya, struktur harus mengikuti strategi.[6] Jika manajemen melakukan perubahan signifikan dalam strategi organisasinya, struktur pun perlu dimodifikasi untuk menampung dan mendukung perubahan ini.[6]Sebagian besar kerangka strategi dewasa ini terfokus pada tiga dimensi -inovasi, minimalisasi biaya, dan imitasi- dan pada desain struktur yang berfungsi dengan baik untuk masing-masing dimensi.[6]

Strategi inovasi adalah strategi yang menekankan diperkenalkannya produk dan jasa baru yang menjadi andalan.[6] Strategi minimalisasi biaya adalah strategi yang menekankan pengendalian biaya secara ketat, menghindari pengeluaran untuk inovasi dan pemasaran yang tidak perlu, dan pemotongan harga.[6] Strategi imitasi adalah strategi yang mencoba masuk ke produk-produk atau pasar-pasar baru hanya setelah viabilitas terbukti.[6]

Ukuran organisasi

Terdapat banyak bukti yang mendukung ide bahwa ukuran sebuah organisasi secara signifikan memengaruhi strukturnya.[6] Sebagai contoh, organisasi-organisasi besar yang mempekerjakan 2.000 orang atau lebih cenderung memiliki banyak spesialisasi, departementalisasi, tingkatan vertikal, serta aturan dan ketentuan daripada organisasi kecil.[6] Namun, hubungan itu tidak bersifat linier.[6] Alih-alih, ukuran memengaruhi strukturdengan kadar yang semakin menurun. Dampak ukuran menjadi kurang penting saat organisasi meluas.[6]

Teknologi

Istilah teknologi mengacu pada cara sebuah organisasi mengubah input menjadi output.[6] Setiap organisasi paling tidak memiliki satu teknologi untuk mengubah sumber daya finansial, SDM, dan sumber daya fisik menjadi produk atau jasa.[6]

Lingkungan

Lingkungan sebuah organisasi terbentuk dari lembaga-lembaga atau kekuatan-kekuatan di luar organisasi yang berpotensi memengaruhi kinerja organisasi.[6] Kekuatan-kekuatan ini biasanya meliputi pemasok, pelanggan, pesaing, badan peraturan pemerintah, kelompok-kelompok tekanan publik, dan sebagainya.[6]

Struktur organisasi dipengaruhi oleh lingkungannya karena lingkungan selalu berubah.[6] Beberapa organisasi menghadapi lingkungan yang relatif statis -tak banyak kekuatan di lingkungan mereka yang berubah.[6] Misalnya, tidak muncul pesaing baru, tidak ada terobosan teknologi baru oleh pesaing saat ini, atau tidak banyak aktivitas dari kelompok-kelompok tekanan publik yang mungkin memengaruhi organisasi.[6] Organisasi-organisasi lain menghadapi lingkungan yang sangat dinamis -peraturan pemerintah cepat berubah dan memengaruhi bisnis mereka, pesaing baru, kesulitan dalam mendapatkan bahan baku, preferensi pelanggan yang terus berubah terhadap produk, dan semacamnya. Secara signifikan, lingkungan yang statis memberi lebih sedikit ketidakpastian bagi para manajer dibanding lingkungan yang dinamis.[6] Karena ketidakpastian adalah sebuah ancaman bagi keefektifan sebuah organisasi, manajemen akan menocba meminimalkannya.[6] Salah satu cara untuk mengurangi ketidakpastian lingkungan adalah melalui penyesuaian struktur organisasi. [6]

Apakah itu struktur organisasi? Struktur organisasi ialah susunan pembagian tugas secara formal yang ada dalam sebuah organisasi. Selain memiliki struktur, organisasi juga memiliki desain organisasi.

Desain organisasi ini adalah sebuah proses yang meliputi enam elemen :
- Spesialisasi kerja : adanya pembagian kerja yang dibagi menjadi beberapa bagian.
- Pembagian departemen : Berdasarkan fungsi, produk, letak geografis, proses, dan jenis costumer
- Ada rantai komando : Sehingga banyaknya karyawan yang dibawahi harus dibatasi agar efektif dan efisien
- Sentralisasi dan Desentralisasi
Sentralisasi : pengambilan keputusan secara terpusat pada level atas perusahaan
Desentralisasi : pengambilan keputusan dari level bawah yang terkait langsung dengan aksi
- Formalisasi : ada standardisasi pada setiap organisasi sehingga perilaku karyawan mengikuti aturan dan prosedur yang telah ditentukan

Biasanya keputusan-keputusan yang ada pada organisasi dipengaruhi oleh keputusan struktural :
Dan yang mempengaruhi keputusan struktural:
- Keseluruhan strategi organisasi
- Ukuran organisasi : dipengaruhi oleh besar/kecilnya sebuah organisasi
- Teknologi yang digunakan : Struktur perusahaan beradaptasi dengan teknologi yang dipakai, dan teknologi ini biasanya selalu berkembang
- Kadar ketidakpastian lingkungan : terdapat lingkungan yang stabil ada pula lingkungan yang dinamis, dan organisasi tersebut harus bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan disekitarnya

Kerangka dari Strategi :
- Inovasi : mengejar keuntungan kompetitif dengan inovasi yang berarti dan khas
- Meminimalisir Pengeluaran : Fokus dengan mengontrol ketat pengeluaran yang membutuhkan struktur mekanik pada organisasi
- Imitasi : meminimalkan resiko dan memaksimalkan keuntungan dengan meniru penguasa pasar yang membutuhkan organik dan mekanik elemen pada organisasi

Macam - macam Desain Organisasi :
Desain Organisasi Tradisional

- Struktur yang simpel : departemensialisasi rendah
- Struktur yang fungsional : pembagian departemen berdasarkan fungsi
- Struktur yang divisional : terdiri dari beberapa divisi dengan terbatasnya otonomi dibawah koordinasi dan kontrol dari bagian atas perusahaan
Desain Organisasi Kontemporer

- Tim Terstruktur : terdiri dari beberapa grup kerja dengan memberi wewenang kepada karyawan untuk memanajemen diri sendiri
- Matriks dan Struktur Proyek : Para spesialis ditugaskan untuk mengerjakan proyek yang dipimpin oleh seorang project managers : Matrix and Project Participants mempunyai dua managers dan karyawan terus berkerja pada proyek, dan akan pindah setelah proyeknya selesai
- Organisasi tanpa batas-batas organisasi yang jelas : desain organisasi yang fleksibel dan tidak terstruktur yang cenderung untuk tidak terdapat penghalang antara organisasi dengan para pelanggan dan supplier
- Menghapus penghalang (horizontal)
- Menghapuskan batas-batas external, mendekat ke stakeholder

Organisasi yang baik adalah organisasi yang bisa belajar, dan organisasi yang belajar adalah sebuah organisasi yang mengembangkan kapasitasnya dengan mempelajari, beradaptasi, dan berubah melalui latihan pengetahuan memanajemen oleh karyawan

Karakteristik dari Organisasi yang belajar :
- Open team based organization, dengan cara memberi kekuasaan lebih kepada karyawan
- Alur pertukaran informasi terbuka dan penyebaran informasi lancar
- Kepemimpinan yang menyebarkan visi untuk masa mendatang
- Budaya yang kuat, kepercayaan, keterbukaan, dan rasa pengertian terhadap komunitas